Rabu, 09 Juli 2008

Buku Pengobatan


Kitab ini menerangkan tentang bagaimana manusia agar selalu sehat, bagi orang sakit menjadi sembuh, bagaimana agar dekat dengan Tuhan dan bagaimana cara melaksanakan budaya ritual agar manusia itu sehat. Dalam kehidupan orang batak segala sesuatunya termasuk mengenai pengobatan selalu seiring dengan budaya ritual dan barang pusaka peninggalan leluhur jaman dahulu untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara bahaya. Mari kita buka kitab pengobatan ini :
Mulajadi Nabolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda :
“Segala sesuatunya yang tumbuh diatas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu”. Apabila kita membaca ayat ini, maka jelaslah bahwa segala yang tumbuh di bumi dan di dalam air mempunyai kegunaan masing-masing di dalam kehidupan kita sehari-hari seperti : Lauk Pauk, empat sehat lima sempurna.
Itu sudah jelas dalam kehidupan kita sehari-hari, namun dalam buku ini kita akan menekuni tumbuhan yang lain dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang menderita penyakit.
Di dalam kehidupan Siraja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada, mulai sejak dari dalam kandungan sampai melahirkan.

1. Obat mulai dari kandungan sampai melahirkan
a. Perawatan dalam kandungan
b. Perawatan setelah melahirkan
c. Perawatan bayi
d. Perawatan Dugu-dugu

a. Perawatan dalam kandungan
Siraja Batak berpesan :
Jika hendak hubungan suami istri jangan dilakukan pada saat hujan turun agar kelak anak yang lahir tidak berpenyakit batuk-batuk, embun-embun, dan cawan.
Jika si Ibu sudah mengandung tiga bulan segala yang diinginkan sebaiknya harus diberikan sebab jika tidak diberikan, kelak si anak yang akan lahir dikemudian hari akan terkendala dalam mencari hidup.
Sebelum si Ibu melahirkan, orangtua dari si Ibu sebaiknya memberikan makanan adat batak berupa ikan batak beserta perangkatnya dengan tujuan agar si Ibu sehat-sehat pada waktu melahirkan dan anak yang akan dilahirkan menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa serta pada sanak saudara.
Jika waktu untuk melahirkan sudah tiba sanak saudara memanggil “Sibaso” (dukun beranak). Dukun beranak akan memberikan obat agar si Ibu tidak susah untuk melahirkan yang disebut SALUSU”.
SALUSU adalah:
Satu butir telur ayam kampung yang terlebih dahulu didoakan,selesai didoakan dihembus, kemudian dipecah lalu diberikan kepada si ibu untuk ditelan. Daun ubi rambat dan daun bunga raya direbus beserta air dari pancuran disaring lalu di minumkan kepada si Ibu mengarah ke bawah.



b. Perawatan setelah melahirkan dan anak yang baru lahir
Setelah si Ibu melahirkan, dukun beranak mengambil buah ubi rambat dan sisik bambu, lalu dukun beranak mematok tali pusat bayi dengan sisik bambu yang tajam dengan beralaskan buah ubi rambat dengan ukuran 3 jari dari bayi. Kemudian penanaman ari-ari bayi menurut orang batak biasa ditanam di tanah yang becek (sawah). Ari-ari dimasukkan dalam tandok kecil yang di anyam dari pandan bersama dengan 1 biji kemiri, 1 buah jeruk purut dan 7 lembar daun sirih. Setelah bayi lahir si dukun memecahkan kemiri dan mengunyahnya kemudian memberikannya kepada bayi dengan tujuan untuk membersihkan kotoran yang di bawa bayi dari kandungan sekaligus membersihkan dalam perjalanan pencernaan makanan yang pertama yang disebut TILAN (kotoran pertama) , Si dukun memberikan kalung yang berwarna merah, putih, hitam bersama Soit dan hurungan tondi.

SOIT : Sebuah anyaman kalung yang terdapat dari buah sebuah kayu.
HURUNGAN TONDI : Buah kayu yang bernama Kayu Hurungan Tondi, buah kayu yang bertuliskan tulisan batak. Kalung ini mempunyai kegunaan agar jauh dari seluruh mara bahaya, tekanan angin, petir dan seluruh setan jahat. Apabila bayi tersebut terus menerus menangis, maka dia dimandikan dengan bahan yang memotong pusar tadi, yaitu Kulit bambu, jeruk purut dan ubi rambat.

Pada hari ke tujuh setelah bayi lahir :
- Bayi tersebut dibawa ke Pancur dimandikan dan dalam acara inilah sekaligus pembuatan nama yang disebut dengan PESTA MARTUTU AEK yang dipimpin oleh Pimpinan Agama yaitu : ULU PUNGUAN.

c. Perawatan Bayi
Setelah bayi dimandikan biasanya DIPUPUS
PUPUS adalah mengunyah : - 1 lembar daun sirih
- 1 buah kemiri
- 1 biji ladak putih
- 1 iris jarango

Selesai dikunyah di tempelkan ke ubun-ubun bayi dan sebahagian diolesi keseluruh tubuh bayi dengan tujuan :
Untuk memelihara tubuh bayi agar kuat dan tetap sehat Untuk menjauhkan bayi dari penyakit-penyakit demam, angin-angin dan sekaligus mengobatinya.
Untuk menjaga agar kelak dia besar tidak menderita penyakit sawan.

d. DUGU-DUGU
Dugu-dugu adalah : sebuah makanan ciri khas batak pada saat melahirkan, yang di resep dari bangun-bangun, daging ayam, kemiri dan kelapa.
Dugu-dugu bertujuan untuk :
Mengembalikan peredaran urat bagi si Ibu yang baru melahirkan
Membersihkan darah kotor bagi Ibu yang melahirkan
Menambah, menghasilkan air susu Ibu dan sekaligus memberikan kekuatan melalui asi kepada anaknya.

2. DAPPOL SIBURUK (obat urut dan tulang)
Dalam Bab sebelumnya diterangkan bahwa asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam atau burung. Obat Dappol Siburuk ini dulunya berasal dari Burung Siburuk yang mana langsung dipraktekkan dengan penelitian alami dan hampir seluruh keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dappol artinya : Urut / Kusuk
Siburuk artinya : Seekor Burung

Legenda Dappol Siburuk :
Pada zaman dahulu kala hiduplah sebuah keluarga mempunyai anak satu-satunya. Suatu hari si anak tersebut jatuh dari atas kelapa dan terbentur ke batu, si ayah pun susah dan sedih sebab tulang anaknya sudah remuk dan patah, demikian juga uratnya, padahal dia adalah anak satu-satunya.
Dalam suatu malam si ayah tersebutpun menyediakan sesajen dan berdoa menyatukan darah putih Tuhan dengan darahnya sambil memanggil roh-roh Tuhan yang ada pada badannya (seperti yang tertulis sebelumnya) Setelah itu pada malamnya dia bermimpi :
Seorang orangtua menghampirinya dan berkata dalam mimpi :
" Dibelakang rumahmu ada sarang burung siburuk yang baru menetas, ikatlah anaknya dengan benang tiga warna. Warna merah, putih, hitam. Setelah kamu ikat patahkanlah kakinya, tangannya, lehernya dan semua badannya kau remukkan, tetapi jangan mati. Setelah itu tunggulah selama sembilan hari dan kau lihatlah kembali anak burung tersebut akan sembuh. Setelah itu ambillah anaknya beserta sarangnya, masaklah dengan minyak kelapa dan gunakanlah itu untuk mengobati anakmu, maka diapun akan sembuh".

3. Siraja Batak berpesan kepada keturunannya :
Supaya manusia dapat hidup sehat, maka makanlah atau minumlah :
Apapaga.
Ariman.
Anggir.
Addorabi.
Alinggo.
Abajora.
Ambaluang.
Assising.
Arip-arip



4. Mata
Mata adalah salah satu panca indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia menurut orang batak. Menurut legenda batak pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin di dalamnya. Apabila mata kabur atau berlapis penyakit, maka cara penyembuhannya di lakukan cara seperti pesan Siraja Batak berikut ini :

" Untuk mengeluarkan penyakit dari dalam mata, masukkanlah biji SIRINTAK kedalam mata yang sakit, setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji SIRINTAK akan menarik seluruh penyakit yang ada dari dalam mata. Gunakanlah 1 x 19 hari, supaya mata tetap sehat " .

SIRINTAK adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti mencabut(mengeluarkan), nama ramuannya sama dengan nama tujuannya.
Mengapa harus 19 hari ? Karena induk aksara batak ada 19 dan semuanya dikerjakan oleh mata.

Kharisma, wibawa, kesehatan dll :
Dalam kehidupan orang batak dahulu supaya manusia dapat sukses dalam segala hal biasanya di wajibkan membuat sesajen berupa :
Ayam Merah.
Ayam Putih.
Ayam Hitam.
Ketam Beras (Nitak)Jeruk Purut.
Sirih beserta perlengkapannya.



6. Tawar Mula Jadi
Di dalam kehidupan orang batak terdahulu banyak dari mereka yang menderita penyakit kulit bahkan sampai membusuk. Melihat kejadian tersebut Siraja Batak berpesan bahwa untuk mengobati setiap orang yang berpenyakit kulit supaya menggunakan :
Tawar Mulajadi
Tawar Mulajadi adalah sesuatu yang berasal dari asap dapur. Orang batak pada jaman dahulu biasanya menggunakan kayu di dapur untuk memasak, maka diatas dapur tersebut ada serpikan hitam bergantungan dan itu terjadi dari asap pada saat memasak setiap waktu. Menurut orang batak itulah Tawar Mulajadi atau Tappar Api.
Rumpak 7 macam kemudian diseduh dengan air hangat.

7. Penggunaan Lain
Dalam kitab semula sudah dikatakan bahwa segala yang hidup diatas tanah dan di dalam air sudah ada kegunaanya. Memang dalam kehidupan orang batak segala sesuatu yang diperlukan untuk kepentingan manusia telah ada petunjuknya dari leluhur tergantung kebutuhan apa dan penyakit apa yang diderita, segala sesuatu Tuhan telah menciptakan tujuannya masing-masing hanya mungkin berapa orang yang tahu menggunakannya. Dalam buku ini tidak saya utarakan sebab sangat luas maknanya dan permintaan manusia berbeda-beda.

1 komentar: